Toolbar Pencarian

Sabtu, 06 Juli 2019

Inteligensi dan Kreativitas

    Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walaupun ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linier dengan inteligensi, tetapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun, semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti dengan tingkat kreativitas yang tinggi pula.  Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti, tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.


    Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini bisa terjadi. J.P. Guilford menjelaskan bahwa Kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu Jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berpikir Divergen walau kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan.

    Banyak orang menyangka bahwa orang-orang Jenius saja yang menikmati kecerdasannya, akan tetapi hal tersebut tidaklah betul, kecerdasan terdapat pada kita semua. Namun yang berbeda dari satu orang kepada yang lainnya hanya kadar kecerdasan saja. Sebagian dari kita berada di tengah-tengah, bukan berarti kita tidak mempunyai kecerdasan yang istimewa dan tidak pula termasuk orang yang  bodoh. Cara kita menggunakan kemampuan dan bakat yang terpenting.

    Apabila seseorang gagal, maka ia mencondongkan kepada menarik diri, sehingga menghilangkan kemampuan yang ada pada dirinya. Dengan demikian tidak akan tercapai tujuan yang telah ditentukan untuk dirinya. Di samping itu akan merugikan tujuan sederhana yang sedianya akan dapat dicapainya.
    Ditambah lagi ada kemungkinan ia akan menimpakan kegagalannya itu kepada keadaan yang buruk, atau nasib yang sial, atau gara-gara yang disengaja dibuat orang sekelilingnya. Dengan kata lain ada kemungkinan ia akan menimpakan kegagalan itu kepada keadaan  atau orang diluar dirinya dengan mencari sebab-sebab yang jauh, dengan itu ia dapat menghindari celaan atas kegagalan dirinya.

    Mungkin seseorang mempunyai kemampuan dalam satu lapangan. Lebih dari orang lain. Boleh jadi 2 orang Pelajar mendapat nilai yang sama dalam berbagai bidang studi, akan tetapi salah seorangnya mencapai lebih mudah dari yang lain.
    Adapun orang yang menempatkan dirinya di bawah tingkat kemampuannya, maka ia akan mengeluarkan tenaga percuma atau hilang yang dapat menimbulkan kerugian pada dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarlah yang Bijak & Sopan Santun !