Toolbar Pencarian

Minggu, 04 Agustus 2019

Agama Sebagai Kedok Tujuan Politik

             Apakah yang dimaksud Politik ? dan apakah yang dimaksud Agama ? apakah mereka saling berkesinambungan ? atau bagaimana ? kita kupas sedikit tentang keduanya...para netizen sering berkomentar mambahas politik dengan mengatasnamakan agama. Mengapa ? apakah politik harus menyangkut agama agar cepat tujuan yang di harap kan ? atau sebaliknya ?



             Bagai saya politik adalah suatu rumpun yang dimana didalamnya terdapat sekelompok orang yang berbondongbondong menjadi yang tertingi untuk mencapai tujuan tertentu.Untuk urusan politik, kini sedang marak di setiap media yang membahan tentang pemilu, capres dan cawapres yang di adakan pada tanggal 17 april nanti. Banyak sekali  berita hoax yang menyertakan agama untuk dijadikan kekuatan. apakah dengan menyertakan agama, seorang pemimpin dapat dikatakan baik, arif, dan bijaksana?. Tidak juga. Agamayang dipaksakan masuk kedalam rana politik acap kali menjadi sacun. Menurut Gus Dur timbulan antara politik dan agama adalah karena miskonikasi antar berbagai pihak, tentang peranan masing masing dalam percaturan hidup bersama. Lebih lanjut Gus Dur  menjelaskan bahwa penyebab dan timbulnya bercampuranya politik dan agama dilatarbelakangi oleh banyak persoalan yang timbul karene berbenturan kepentingan antar berbagi pihak.

              Sebenarnya, membahas antara politik dan agama menjadi isu seksi yang tak pernah habis. Agama dan politik pun tak bisa dipisakan dari kehidupan manusia. Keduanya mengatur tata cara hidup manusia dari lahir sampai liang lahat menyapanya. Namun, saat ini yang terjadi di negara Indonesia adalah agama yang dijadikan kendaraan politik. Bekali-kali perkarya politik yang disankut-pautkan perkara agama. Hingamereka berfikir agamalah yang menjadikan alasan bagian untuk berhak menjadi pemimpin Abu Bakar AR.berkata ada dua tipkal pemimpin yaitu"ia merasa dirinya mampu menjadi pemimpin, namun ia tidak mau jadi pemimpin, dan ada yang mau jadi pemimpin, padahal diriya tau bahwa ia tak mampu dan ada yang lebih mampu untuk menjadi pemimpin".

             Sekarang banyak orang-orang yang tidak berpendidikan tinggi bisa menjadi mentri atau jabatan-jabatan strategis. yangdilihat saat ini bukanlah seberapa luas ilmunya, namun mampukah ia mengatur negara. dalam bahasa adigum fiqih dikenal istilah"Tasharruf al-imam a'la al-ra'iyyah manuuutun bi al-maslaha" atau kebijakan dan tindakan seorang pemimpin atas yang dipimpinya harus terkait langsung dengan kemaslahatan.

              Nah, kalau kita sudah tahu prinsip seorang pemipin, seperti adigum fiqih di atas, maka jangan mau untuk memilih pemimpin yang tidak mempunyai kapasitas, dan tidak bisa memimpin daera,rakyat dan negaranya walaupun denga embel-embel agama. Karena hari-hari agama keram dijadikan isu kedok politik untuk mendapatkan keuasaan WaAllahu Alam.(*)

- Sebagian sumber diambil dari tulisan Gus Dur tentang "Moralitas agama didalam politik"

                                                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarlah yang Bijak & Sopan Santun !