Pada suatu hari, ada seorang pemuda desa yang telah menyelesaikan pendidikannya di pondok pesantren. Pemuda ini hendak berangkat pulang ke desanya untuk mengamalkan ilmunya yang ia pelajari selama di pesantren.
Ia pun ke Ndalem pondok lalu sowan ke kyainya untuk pulang ke desanya guna mengamalkan ilmunya. Akhirnya, kyainya pun meridhoi pemuda itu pulang. Ketika pemuda itu sampai ke desanya, ia dikejutkan dengan orang-orang desa yang membawa sesajen ke hutan di sebelah desanya itu. Hati pemuda tersebut terasa geram. Diam-diam, pemuda tersebut berniat untuk pergi ke hutan itu. Dirumahnya itu, ia menyiapkan celurit dan cangkul untuk menebang pohon itu sambil berkata, "Aku harus menebang pohon sesat itu, aku tidak rela desaku menjadi tempat syirik gara-gara pohon itu". Ketika ia sudah didepan hutan, pemuda tersebut langsung dicegat oleh seorang kakek tua. Kakek tua berkata, "Mau kemanakah kamu wahai anak
muda?".
Lalu pemuda tersebut menjawab, "Saya mau pergi
menebang pohon yang diberi warga sesajen di hutan itu, pohon itu adalah sumber
kesyirikan" Jawabnya.
Kakek tua pun menantang Pemuda itu, "Hai anak muda,
jika kamu ingin menebang pohon itu, hadapi dulu mayatku" Katanya dengan
menantang.
"Ente Jual, Ane Beli". Mungkin seperti itulah
kata-kata yang mewakilkan jawaban pemuda tersebut.
Pemuda itu mengingat jurus silat yang ia dapatkan ketika
di pondoknya dahulu. Seketika, pemuda itu melawan kakek tua tersebut.
Terjadilah adu kekuatan antara kakek dan pemuda itu.
*Adu kekuatan pun dimulai...
Ketika pemuda itu menerjang kakek tua, kakek pun terjatuh
lalu terkapar ke tanah, lalu kakek itupun berkata,
"Stop, aku menyerah. Tapi... jangan tebang pohon
itu. Pulanglah kamu ke rumah, aku akan beri hadiah yang banyak untukmu. Ketika
kamu bangun, bukalah bantalmu".
Lalu pemuda itu 'tak jadi menebang pohon itu dan pulang
ke rumah.
Sesampainya dirumah, pemuda itu
bertanya di dalam benak dirinya, “Apakah yang dikatakan kakek itu benar ? Aku
harus membuktikan omongan kakek itu nanti.” Ujar pemuda itu.
Pemuda itu pun tidur.
Lalu, Sebelum adzan berkumandang,
pemuda itu bangun dan langsung membuka bantalnya. Alangkah terkejutnya dia
melihat harta benda yang amat banyak di bawah bantalnya tersebut. Hal ini
terjadi hingga dua hari. Ketika di hari ketiga, pemuda tersebut tidak lagi
mendapatkan ‘jatah’ harta dibawah bantal tersebut. Lalu pemuda ini pun emosi
karena tidak mendapat jatah lagi. Dan pemuda ini pun akhirnya mengambil lagi cangkul
dan celurit dengan niat menebang pohon di hutan itu. Ketika di tengah perjalanan,
sang kakek mencoba menghadang perjalanan pemuda ini, lalu pemuda ini bertanya
langsung berkata, “Hai kakek, kenapa kau tidak memberi jatah lagi di bawah
bantalku semalam ? Apakah kau berkhianat ? ingin menantangku ?” Sahut pemuda ini
dengan nantang.
Sang kakekpun dengan senyum masam menjawab, “Hai pemuda, apakah kau
yakin ingin menantangku kembali hanya karena urusan harta ? jika iya langsung saja
serang aku hahaha...” Ucap sang kakek dengan ketawa bangga.
Lalu pemuda ini pun tanpa aba-aba seketika langsung menyerang si kakek
tersebut... dan apa yang terjadi ? si pemuda inilah yang seketika langsung
tersungkur dan kalah menghadapi kekuatan dari kakek tersebut. Kakekpun
mendekati pemuda yang sekarat tersebut dan pemuda ini langsung berkata, “Okelah,
saya mengaku kalah dari Anda... tapi saya ingin tau.. bukankah kemarin Anda
kalah, kenapa sekarang Anda bisa kuat ?”.
Lalu sang kakek pun menjawab, “Memang
aku kemarin kalah karena tekad dan niatmu yang benar untuk melawan kesyirikan, dan
sekarang malah kau yang kalah karena nafsu dan niatmu yang salah dalam
melawanku hahaha...” Ucap si kakek dengan ketawa bangga.
Demikianlah cerita diatas. Hikmah
dari cerita ini adalah janganlah sampai apa yang kau lakukan selama ini baik
namun Niat didalam hatimu bukan karena Allah. Kita memang sebagai manusia tidaklah
sempurna, namun usahakanlah kegiatan dan niat kita yang baik diniatkan karena
gusti Allah SWT. Moga-moga kita semua bisa memetik hikmah dari cerita singkat
diatas,
Amin ya robbal ‘Alamin...
Sumber Cerita Dari : Abah Abdul Kholiq Hasan (Rektor IAIBAFA Tambakberas Jombang) 'Lahumul Fatihah...'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarlah yang Bijak & Sopan Santun !