Kini Benih-Benih cinta yang telah lama bersemayam di Palung jiwa, tumbuhkan duka dan derita tenggelam dalam ombak kesedihan yang terus menerpa. Dan rajutan asmara yang tengah bergelora, kini Hadirkan berjuta rasa hampa menghirup Rindu sesakkan dada.
Senja yang Sangat Menyesakkan
Kesedihan yang kurasa bermula dari jalinan cinta yang kurajut dengan si Aina, Gadis cantik yang mampu menaklukkan isi hatiku ketika sejak pertama kali bertemu. Namun, Siapa sangka kalau rasa cinta itu menjadi awal kesedihanku yang hingga kini belum terobati, Hingga pada akhirnya kesedihan yang berkepanjangan itu telah berhasil membawa jiwaku ke dalam Kehampaan.Sebenarnya Perkenalanku dengan Aina bisa dibilang tidak sengaja. Sebab, Waktu itu aku menghadiri sebuah undangan TAWAJJUH yang terletak di Kota KayuAgung, dan ketika pulang aku bertemu dengan bibiku dari jalur ayah yang nampaknya hendak mencari makan di Restoran Nasi Padang disekitar Alun-Alun taman kota.
Aku berhenti lalu memarkir sepeda motorku di pinggir jalan, setelah itu aku langsung menuju tempat dimana bibiku berada. Ketika dekat perkiraan tiga Meteran aku sedikit canggung yang mau menghampiri bibi' karena ternyata di Sebelah bibi ada Gadis Cantik berpostur tinggi yang membuat Darahku berdesir dikala aku menatapnya.
"Assalamualaikum Bi' " Ucapku mengawali Salam.
"Wa'alaikum Salam zi" Jawab bibi' menoleh ke arahku.
"Fauzi, kamu sama siapa kesini? Lanjut bibi' pelan"
"Dengan kawan saya, bi" Sahutku datar.
Setelah itu aku bersalaman dengan bibi', Paman, dan kedua anaknya. Kusalami satu-Persatu. Namun Ketika sampai pada deretan terakhir aku diam sejenak, karena di bangku paling selatan ada seorang gadis cantik duduk dengan anggunnya. Kutatap dengan tajam, Gadis itu malah menunduk Seolah menyembunyikan wajah cantiknya dari tatapan mataku. Aku pun mundur sejengkal lalu berbalik arah, kemudian aku Duduk berseberangan.
"Fauzi, kamu mau makan apa?" Tanya Bibi' kepadaku.
"Sama dengan bibi' aja deh" Jawabku dengan enteng.
"Ya udah kalo gitu makan gule aja ya" Timpal bibi' lagi.
Tak lama Kemudian makanan yang kami pesan datang. Sambil menyantap nasi se-sekali aku mencuri pandangan dari Gadis cantik yang duduk berseberangan denganku. Wajahnya sungguh anggun, laksana rembulan di Malam Purnama.
]
Tapi, Dari tadi dia nampak membisu, tak mau mengeluarkan suara sedikitpun, aku jadi Penasaran ingin mendengar suaranya, Suaranya pasti merdu sama dengan paras wajahnya yang Cantik menggelitik.
"Bi', Ini saudaranya paman ya, kok Fauzi nggak pernah tau?" Ucapku sehabis menyantap makanan yang tentu saja membuat gadis itu semakin tertunduk Malu.
"Bukan, ini tetangga bibi', Kebetulan dia ingin tau TAWAJJUH, yaudah jadi bibi' ajak aja sekalian." Ungkap Bibi'.
"Apa dia sudah punya tunangan, bi'?" Tanyaku Sedikit lancang.
"Belum, dia masih Sekolah" Ujar bibi' ringan.
Mendengar penuturan Bibi' kalau gadis itu bukan saudara Paman dan juga masih belum punya tunangan, Aku semakin berani bertanya tentang Kepribadiannya, bahkan aku ingin tahu lebih jauh lagi tentang dirinya.
Aku ingin mengenalnya di Jalan Allah. Tentunya atas nama Cinta, cinta suci yang dihiasi iman dan taqwa. Hanya dengan jalinan cinta suci kehidupan rumah tangga akan Terasa lebih indah nan sejahtera.
"Namanya siapa, bi'?" Tanyaku lagi tanpa basa-basi.
"Kok kamu ingin tau lebih jauh ? Jangan-Jangan kamu tertarik ya?" Sahut Bibi' setengah Menggodaku.
"Kalo Allah Mengizinkan" jawabku pendek sarat dengan makna.
"Maksudnya?" sergap bibi' tak mengerti.
"Iya, kalo dia memang Jodohku kenapa aku harus menunda" Balasku penuh keyakinan.
"Belum apa-apa kok sudah lari ke jodoh." Sanggah jawaban bibi' yang seolah memojokkan diriku.
"Sebagai Manusia aku hanya bisa berusaha sedang Allah adalah yang menentukan segalanya" Tangkisku tak ingin kalah Ber-Argumen dengan bibi'.
"Kalo kamu serius datang aja ke Rumah Bibi!" Ujar bibi' yang secara tidak langsung memberi lampu hijau kepadaku untuk mengenalnya di jalan Allah.
"Kapan bi? " tanyaku Antusias.
"Terserah kamulah" Jawab bibi' Pasrah.
"Oke, Insya Allah besok Bi" tukasku menyanggupi.
\ "Gimana Aina, kamu nggak keberatan?" tanya bibi' kepada Gadis itu yang nampaknya tersipu malu.
Kutunggu Gadis itu bersuara. Namun tak kunjung mengeluarkan suaranya, dia masih juga membisu layaknya seorang gadis yang baru mengenal Cinta. Tapi aku yakin gadis itu mempunyai rasa yang sama denganku.
Dari bahasa tubuhnya aku bisa membaca kalau dia tidak Keberatan jika aku mengenal dirinya. Sebagaimana yang sudah maklum bahwa jika seorang Gadis itu diam tanpa berkata Sepatah-Kata apapun berarti diamnya itu mengisyaratkan atau memberi Kode menyatakan kata "IYA", Atau dengan kata lain dia Bersedia.
Tak lama dari Perbincangan yang sedikit mengarah pada 'Muqoddimah Cinta', kami pun akhirnya pulang. Bibi', Paman, Dan kedua anaknya dan juga gadis yang telah membuat diriku ingin mengenalnya satu-persatu masuk ke dalam Mobil Xenia. Aku sendiri pun langsung melajukan Sepeda motorku dengan rasa penuh kebahagiaan.
Malam telah berganti pagi, Perkataan Bibi' tadi malam masih teringat jelas di Gendang telingaku.
"Kalo kamu serius datang aja ke rumah Bibi' "
Kata-Kata bibi' itu seolah-olah menantangku untuk meneruskan 'Muqoddimah Cinta' yang belum diterjemahkan. Aku semakin penasaran dengan Gadis Cantik itu. Dia sepertinya Gadis yang pendiam. Namun, mampu mengajakku bicara dari hati ke hati. Dia tak banyak bicara. Namun, Diamnya itu mampu membawaku terbang melintasi taman nirwana yang bertaburkan bunga-bunga cinta.
Pagi Setengah siang, aku benar-benar ke rumah Bibi' untuk memenuhi 'Tantangannya'. Aku merasa tertantang dengan kata-kata Bibi' tadi malam yang membuat hasrat cintaku bergejolak.
Mungkin menurut bibi' aku tidak akan berani. Namun, sebagai seorang Lelaki aku harus bisa membuktikan kalau aku pantas memiliki Cinta.
Sesampainya di rumah Bibi' aku disambut dengan penuh Ke-keluargaan, semua keluarga bibi' senang dengan kedatanganku. Dan ketika aku berada di ruang tamu terdengar suara Bibi' sedikit ngeledekku.
"Bibi' kira kamu tidak akan berani datang ke sini" Ujar bibi' yang semula tidak percaya kalau aku benar-benar berani memenuhi tantangannya.
"Siapa dulu donk, Fauzi...!" Ucapku Sambil tertawa.
Setelah itu Bibi' mengambil Hp-nya, lalu menelepon seseorang. Aku sendiri tidak tahu siapa yang Bibi' telpon. Tapi, Tak lama kemudian ada seorang Gadis berbusana muslim datang. Gadis itu sungguh anggun dan Mampu membuat Hatiku terlena, Setelah kulihat dengan seksama ternyata gadis itu adalah Gadis cantik yang ikut bersama bibi' tadi malam. Sungguh cantik, hatiku dibuatnya tergelitik.
"Subhanallah" Ucapku tak sadar.
Gadis itu langsung masuk menemui Bibi', dan tak lama kemudian bibi' dan gadis itu duduk di ruang tamu denganku. Hatiku sedikit Deg-Degan menatap wajah cantiknya, wajah dengan sedikit basah karena keringat dingin, dan tentu saja memaksaku untuk terus menatapnya dengan penuh penghayatan.
"Fauzi !" Ucap Bibi' mengagetkanku.
"Iya, Bi'? " Sahutku langsung gelagapan.
"Apakah kamu benar-benar serius kepada Aina ?" terdengar pertanyaan Bibi' yang menurutku tidak butuh untuk dijawab karena jawabannya sudah bisa Ditebak.
"kalo fauzi tidak serius, Buat apa fauzi jauh-jauh datang ke Rumah Bibi" Jawabku tanpa rasa ragu.
"Aina, barusan kamu dengar sendiri kan ucapan fauzi. Terus sekarang bagaimana tanggapanmu?" Giliran Bibi' yang menanyakan kesediaan gadis cantik itu.
Kutunggu gadis itu bersuara. Serrrr... Serrrr... Serrrr...Serrrr... , Hatiku berdesir ringan, Terasa begitu lama menunggu Jawabannya, Dan akhirnya keluar juga jawaban yang dari tadi aku tunggu-tunggu.
"kalo ini Jalan yang terbaik, aku terima dengan hati terbuka. Dan semoga perkenalan ini bersamaan dengan Ridho allah dan juga sebagai pelantara untuk mengikuti Sunnah Rasul-nya." Ungkap gadis cantik itu yang ternyata begitu dewasa dalam menyikapi Perkenalan ini.
Pertama kali berjumpa aku tidak menyangka kalau gadis cantik itu bisa Se-Dewasa ini. Sikapnya yang lemah-lembut dan juga tidak banyak bicara ternyata menyimpan Kedewasaan yang tidak dimiliki oleh gadis Seusianya.
"Kalo kalian berdua sudah saling mencintai, Nanti selanjutnya tergantung orang tua kalian masing-masing, Bibi' hanya bisa berharap semoga kedua orang tua kalian Merestui hubungan cinta kalian..." Beber Bibi' Kemudian.
"Amiin" ucapku lirih hampir tak terdengar.
"Kalo boleh tau siapa nama kamu?" Ucapku membuka pembicaraan dengan Gadis cantik itu.
"Aina" Jawabnya pendek.
"Nama Lengkapnya?" Kejarku.
"Aina Mardhiyah" jawabnya lagi.
"Nama yang indah secantik orangnya." Tangkapku.
Selepas itu aku pamit pulang, karena setelah waktu Dzuhur aku harus ke rumah temanku untuk mengurus buku yang rencananya mau Dicetak minggu depan. Jika aku tidak datang sekarang maka Proyek-nya akan gagal.
Dengan penuh asmara Ku-Langkahkan kakiku mengukir kata cinta disetiap bekasnya. aku merasa menemukan cahaya cinta, sebuah cahaya yang sejak dulu aku impikan. Cahaya itulah yang kelak akan menuntun hidupku, dan mengiringi langkahku kemana pun kaki ini Berlabuh.Kini aku mempunyai cinta, meski dia masih belum resmi menjadi Milikku. Namun, aku merasa memilikinya. Karena dia adalah Nafasku, dia adalah darahku, dan dia adalah Jiwa Ragaku. Tanpa dirinya semangat ini akan kembali layu, semisal bunga tanpa tersentuh sinar sang Surya.
Aku Bangga bisa mengenalnya, karena dia adalah gadis berwajah Bidadari yang berlumurkan wangi surga.
Hari itu adalah hari yang sangat bersejarah dalam perjalanan hidupku, Pasalnya cinta yang aku dambakan telah datang, Menawarkan satu keindahan di atas harapan yang kubingkai dengan ketulusan. Cinta itulah yang membuatku terasa hidup lebih lama, dan cinta itu pula yang membuat hidup ini lebih Bermakna.
Kini aku hanya bisa berharap semoga gadis itu menjadi jodohku.
Andai aku tahu
kau akan jadi jodohku
Takkan kubiarkan kau jauh dariku
Meninggalkan seberkas luka di hati yang pilu
Andai aku Tahu
Kau akan jadi pendampingku
Takkan kubiarkan waktu berlalu
Memisahkan cinta kasih di ruang kalbu
Andai Aku Tahu
Engkaulah belahan jiwaku
pasti akan aku siapkan untukmu
Selimut hangat untuk menolak rindu
Andai aku Tahu
Kau akan selalu ada untukku
Sedetik pun aku takkan pernah melepasmu
Karena Cintaku tercipta hanyalah Untukmu...
*+*
Waktu terus Berlalu, Perkenalanku dengan Aina ditanggapi Serius oleh kedua orang tua masing-masing. Aku sangat senang dengan kabar yang aku terima kalau Ayahku akan segera melamar Aina Untukku. Aku jadi tak sabar ingin segera membawanya ke Singgasana Cinta, Agar jalinan cinta yang aku bina bersama Aina berbuah Surga, Tentunya sebagai Pelantara untuk memperbanyak Pahala.
Karena Percintaan Suami-Istri tidaklah berdosa, bahkan Melodi cinta yang dipermainkannya di peraduan asmara akan mendapatkan Pahala yang berlimpah.
Setelah Ayah konfirmasi dengan Bibi' yang telah mengenalkanku dengan Aina beberapa bulan yang lalu, Baru-lah ayah bisa mengambil keputusan untuk melamar aina. Dan esok harinya ayah dan mama benar-benar mendatangi rumah Aina. Aku berdo'a tanpa henti semoga ini menjadi awal dari Perjalanan rumah tangga yang akan aku Rajut bersama Aina. Cuma satu harapanku, Semoga Ridho allah selalu menyertai kami berdua.
Ketika ayah dan mama kerumah Aina, aku sendiri ada di rumah menunggu kepastiannya. Apapun keputusan ayah akan aku terima sepenuh jiwa, karena aku yakin bahwa pasti memberiku yang terbaik. Ayah tidak pernah membuatku kecewa, Ayah Selalu tahu apa yang Aku mau.
Dikala aku melamun sambil Mengkhayal Aina jadi istriku tiba-tiba Hp-ku bernyanyi merdu, Kulihat ternyata SMS dari si Aina. Kubuka lalu kubaca.
"Sayank, mulai detik ini kita Resmi bertunangan. Ayah kamu sudah melamarku untuk kamu." bunyi SMS Aina yang spontan membuat anganku terbang tinggi ke dunia Khayalan untuk meraih cinta Aina.
Aku sedikit tidak percaya kalau apa yang tengah Aku rasakan saat ini adalah Nyata. Ku-cubit sendiri pipiku sekeras mungkin, ternyata sakit. Aku baru sadar bahwa semua ini adalah nyata. Tanpa berpikir panjang, aku pun langsung membalas SMS Aina.
"Alhamdulillah Allah mendengar Do'a kita. Semoga ridho-nya selalu menyertai cinta yang kita rajut di atas Hamparan janji setia." Ucapku pada Aina lewat SMS.
"Amin ya robbal 'Alamin wa ya mujibassailin dan Semoga Cinta kita akan tetap Terjalin" balas Aina seolah melantunkan Syair-Syair munajat Cinta.
Selepas itu aku menuju ruang tamu, dan tak lama kemudian Ayah dan Mama datang. Aku langsung menghampiri mereka berdua dan aku Langsung memeluk-nya.
"TerimaKasih, yah. fauzi tau ayah pasti memberi yang terbaik buat Fauzi" Ucapku dengan hati Berdebar.
"Iya nak, Ayah berharap semoga dengan Pertunangan ini kamu semakin dewasa" Ujar si Ayah yang menyemangatiku.
"Insya Allah. Do'akan aja, Yah, semoga fauzi bisa. Dan Fauzi akan berusaha menjadi yang terbaik, Agar fauzi bisa membanggakan Ayah." Balasku dengan Mantap.
"Selama kau masih ingat kepada ayahmu ini, Do'aku insya allah akan selalu menyertai Langkahmu nak !" Ujar Ayah meyakinkanku.
Selanjutnya aku kembali ke kamar. Dengan hati yang berbunga-bunga kubiarkan rasa cinta didalamnya bermekaran merangkai rindu. Sungguh aku tak sabar ingin segera bertemu dengan Aina, tapi aku harus bisa menahan rasa rindu yang bergejolak ini, Karena tak Sepantasnya aku menemui Aina di hari pertama kami bertunangan.
Dikala aku melamun sambil Mengkhayal Aina jadi istriku tiba-tiba Hp-ku bernyanyi merdu, Kulihat ternyata SMS dari si Aina. Kubuka lalu kubaca.
"Sayank, mulai detik ini kita Resmi bertunangan. Ayah kamu sudah melamarku untuk kamu." bunyi SMS Aina yang spontan membuat anganku terbang tinggi ke dunia Khayalan untuk meraih cinta Aina.
Aku sedikit tidak percaya kalau apa yang tengah Aku rasakan saat ini adalah Nyata. Ku-cubit sendiri pipiku sekeras mungkin, ternyata sakit. Aku baru sadar bahwa semua ini adalah nyata. Tanpa berpikir panjang, aku pun langsung membalas SMS Aina.
"Alhamdulillah Allah mendengar Do'a kita. Semoga ridho-nya selalu menyertai cinta yang kita rajut di atas Hamparan janji setia." Ucapku pada Aina lewat SMS.
"Amin ya robbal 'Alamin wa ya mujibassailin dan Semoga Cinta kita akan tetap Terjalin" balas Aina seolah melantunkan Syair-Syair munajat Cinta.
Selepas itu aku menuju ruang tamu, dan tak lama kemudian Ayah dan Mama datang. Aku langsung menghampiri mereka berdua dan aku Langsung memeluk-nya.
"TerimaKasih, yah. fauzi tau ayah pasti memberi yang terbaik buat Fauzi" Ucapku dengan hati Berdebar.
"Iya nak, Ayah berharap semoga dengan Pertunangan ini kamu semakin dewasa" Ujar si Ayah yang menyemangatiku.
"Insya Allah. Do'akan aja, Yah, semoga fauzi bisa. Dan Fauzi akan berusaha menjadi yang terbaik, Agar fauzi bisa membanggakan Ayah." Balasku dengan Mantap.
"Selama kau masih ingat kepada ayahmu ini, Do'aku insya allah akan selalu menyertai Langkahmu nak !" Ujar Ayah meyakinkanku.
Selanjutnya aku kembali ke kamar. Dengan hati yang berbunga-bunga kubiarkan rasa cinta didalamnya bermekaran merangkai rindu. Sungguh aku tak sabar ingin segera bertemu dengan Aina, tapi aku harus bisa menahan rasa rindu yang bergejolak ini, Karena tak Sepantasnya aku menemui Aina di hari pertama kami bertunangan.
Apa kata Dunia jika aku langsung menemui Aina ? Bisa-Bisa nanti aku dibilang Lelaki yang tak bisa menahan nafsu. Rindu boleh saja bergejolak di relung hatiku terdalam. Namun, nafsu-nafsu liar takkan kubiarkan meracuni isi hatiku. Aku tak ingin Diperbudak oleh nafsu, karena nafsu selalu mengajak kepada kemungkaran dan selalu memerintah untuk melakukan kejelekan.
Sejak pertunangan itu, Hari-Hariku selalu diselimuti cinta dan kemesraan. Aku ingin selalu ada disamping Aina, Memeluknya dan memanjanya dengan rasa penuh cinta, Bahkan aku ingin segera menikahinya, karena aku tak ingin ada Kata 'HARAM' Jika aku menyentuhnya, yang nantinya malah akan membuat kami Berdua terjerumus ke dalam perangkap Syetan yang terkutuk dan Durjana.
Cinta.......
Di mana engkau berada
Sungguh aku ingin berjumpa
'Tuk melepas rindu dalam dada
Tak sanggup rasanya aku sendiri
Menyendiri pilu di antara sepi yang 'tak bertepi
Aku ingin berlari merangkai cinta sejati
Bersama kekasih di hamparan hati
Tak terasa dunia mulai gelap, Kutatap celah jendela tak ada lagi Sinar matahari merayap. Sendiri dalam rindu membuat Angan-ku kembali tertuju kepada si Aina seorang. Entah apa yang membuatku tak bisa melupakan dirinya, bagiku dia sungguh bertolak belakang dengan Rumus Fisika. Jika Rumus fisika sulit untuk dihafal, maka Aina sulit untuk dilupakan. Aina... Cintamu selalu ada di hatiku.
*_*_*
Hari Beganti Hari, bulan berganti bulan, dan tahun kini bertambah satu. Sekitar kurang lebih satu Tahun lamanya aku yang bertunangan dengan Aina, dan kini aku harus membawanya ke pelaminan cinta. Tak sabar rasanya aku ingin segera menikmati indahnya surga dunia, sebuah surga yang akan membuat pelakunya mengulangi untuk yang Kedua atau bahkan seterusnya.
Pada hari Kamis tanggal 16 juli 2014 Keluarga-ku dan keluarga Aina menetapkan hari berlangsungnya Akad-Nikah antara aku dan Aina. Rencananya akad nikah ini akan dilaksanakan di Masjid Jami' Kota Kayu Agung Sumatera Selatan dan akan dihadiri oleh seluruh keluarga besar Aku dan Aina.
Waktu itu aku akan sangat bahagia karena sebentar lagi aku akan menjadi kekasih yang Halal bagi Aina, begitu juga sebaliknya, Aina juga akan menjadi kekasih halal bagiku. Saat-saat indah yang aku tunggu membuat anganku melayang ingin menggapai harapan yang sejak dulu aku cita-citakan, yaitu menggapai jalinan Cinta sejati.
Iya, cinta sejati, Itulah cinta yang aku cita-citakan bersama Aina dalam membangun rumah tangga yang Sakinah, Mawaddah, dan Warohmah. Tak ada yang membuat rumah tangga menjadi aman, tentram dan sejahtera selain rumah tangga yang Dilandasi dengan kejujuran, ketulusan, dan Kesetiaan. namun, semua itu takkan Pernah terwujud tanpa adanya jalinan cinta sejati.
Akad Nikahku dengan Aina tinggal satu minggu lagi, berbagai kebutuhan telah aku siapkan dari jauh-jauh hari, agar berlangsungnya akad nikah nanti benar-benar Berjalan sesuai harapan.
Undangan sudah aku sebarkan, mulai dari Kerabat, Teman dekat, dan semua Saudara-Saudaraku. Aku hanya tinggal menunggu hitungan hari saja untuk menuju Singgasana cinta. Betapa riang hati ini menatap cinta dari balik hati. Betapa gembiranya hati ini Menyentuh cinta dengan kelembutan hati. Dan betapa Senang hati ini bersanding dengan Cinta di taman hati.
Di dunia Fana ini, Tak ada karunia terindah yang pernah tercipata, selain dua Insan yang telah dikaruniai sebuah cinta. Iya, Cinta. Karena cinta adalah karunia terindah yang pernah tercipta.
Waktu-pun terus berjalan, angan-angan pun juga terus bertarung dengan Khayalan.
Betapa indah surga dunia dalam khayalan nyata, membuat hati ini berdesir lirih mengurai pernak-perniknya. Meski tak bisa Diungkapkan dengan kata-kata. Namun, kenikmatan surga dunia bisa Dirasakan. Dan meski tidak bisa diterjemah dengan segala bahasa. Namun, Keindahan surga dunia dapat disentuh dan diraba dengan jari-jari hampa.
Pada suatu hari, aku dan Aina mendatangi rumah salah satu saudaraku yang ada di kota Palembang, dengan masih ber-status tunangan kuajak Aina ke sana untuk Bersilahturrahmi sekaligus untuk menyebarkan undangan. Saudara-Suadaraku Yang disana semuanya menyambut baik kedatanganku dengan Aina, mereka sangat mendukung kami berdua untuk melanjutkan ke Jenjang pernikahan.
Se-usai silahturrahmi dan menyebarkan undangan, Kami berdua langsung pulang, dan Aina kuantar ke Rumahnya. Dengan diselimuti cinta dan kerinduan, ku-lajukan sepeda motorku di atas ruas jalan yang nampak bersorak kepada kami, Kami pun membalasnya dengan Senyuman terbalut cinta. Aku bahagia, Aina bahagia, semua pun bahagia melihat kami akan segera menikah.
Alangkah indahnya dunia ini kurasa, bersanding dengan cinta yang membuat hidup terasa lebih Lama. Cinta.... itulah hikmahnya bercinta, Sungguh indah tiada tara.
Setelah mengantar Aina ke rumahnya, Aku pun segera pulang, istirahat sejenak lalu tidur. Di Alam Mimpi sana aku kembali bertemu dengan Aina, tapi dia nampak lebih cantik dan anggun dari yang aku lihat di Alam nyata. Begitu anggun-nya di pelupuk mataku, Bagaikan sang Bidadari surga yang dihiasi oleh sejuta keindahan. Hatiku langsung meleleh menatapnya, dan tak Lama kemudian dia berkata kepadaku.
"Mas Fauzi, Aku tunggu di sini ya...!, Aku berangkat duluan" Ucap Aina di dalam mimpiku itu.
Bersamaan dengan selesainya Aina mengucapkan kata itu, Aku pun langsung terbangun. Aku kaget bukan main, Dan aku tak bisa menerjemah kata-kata Aina yang ia ucapkan kepadaku di alam mimpi. Isyarat apa yang akan terjadi pada diriku ini ? Apakah dia akan meninggalkanku ? Waktu itu aku hanya diam tanpa kata, Aku tak sanggup kehilangan dia, Si Aina, Karena dia adalah separuh nafasku.
Sehabis itu aku langsung ke Kamar mandi untuk Berwudhu', Lalu menelepon Aina, Sungguh aku tidak ingin kehilangan dirinya.
"Assalamualaikum" Ucapku langsung membuka percakapan.
"Wa'Alaikum salam" Jawab Aina diseberang sana.
"Dek, Kamu nggak kenapa-napa?" Tanyaku kemudian yang diselimuti rasa cemas.
"Nggak, Emang ada apa, Mas ?" Sahut si Aina yang tak mengerti.
"Nggak ada apa-apa, Mas cuma Khawatir aja. mas takut kehilangan kamu" Jelasku yang sedikit Manja.
"Aina baik-baik aja kok. Dan Mas jangan khawatir cinta Aina hanya untuk mas fauzi seorang." Ungkap Aina.
"Terima kasih sayank" Pungkasku dengan penuh cinta.
Kini aku merasa lega setelah mendengar penuturan Aina yang cintanya hanyalah untukku. Semoga apa yang Aina ucapkan benar-benar menjadi kenyataan. Aku tak ingin kehilangan dirinya. Apapun yang terjadi aku akan selalu ada di sisinya. Dialah Cintaku, Dialah separuh nafasku, dan dia adalah adalah Jantung hatiku. Aina.... I Love You Forever.
*_*_*
Angin Bersemilir dengan syahdu, membelai hatiku dalam ayunan terbalut rindu. Arakan awan di atas sana nampak begitu indah di pelupuk mata, menawarkan satu harapan yang disebut dengan cinta. Betapa indah hari-hari ini yang Kujalani, penuh dengan kebahagiaan yang menyertai di setiap ayunan kaki. Dan sejauh Mata memandang, Disana keindahan kabut-kabut asmara terbayang.
Tak terasa besok adalah hari yang selama ini aku tunggu-tunggu, Hari dimana akad nikah antara aku dan Aina pasti merasakan apa yang sedang aku Rasakan, Merasakan cinta dalam hangatnya palung jiwa. Alangkah hangatnya jiwa ini kurasa, Kuraba dengan se-cercah cinta yang bergelora.
Waktu itu sekitar Jam setengah Lima sore, aku pergi ke sebuah toko Butik untuk mengambil baju yang akan aku gunakan dalam Akad nikah besok. Aku pergi Ke Butik tersebut dengan si Aina, kekasih tercinta. Selama dalam Perjalanan Aina begitu manja kepadaku, sesekali Aina membisikkan kata-kata cinta di telingaku, lalu bersuara.
"Yank, Jangan pernah kau tinggalkan Aku. aku nggak ingin jauh dari sisimu." Ucap Aina membisik.
"Pasti sayang. Aku akan selalu ada di sisimu. Apapun yang terjadi kau tetap Bidadariku" Balasku ke Aina.
Motor terus melaju dengan kecepatan sedang, Kurasakan gejolak cinta di dalam hati semakin bergelora. Kupegang hatiku dari luar, terasa ada aliran Air dari arah atas. aku yakin itu pasti air mata cinta yang membasuh Hati dan membersihkannya dari noda-noda. Hanya air mata yang dapat mensucikan hati, lalu membasuh cinta dengan linang air mata. Itulah Simbol dari kesucian cinta, sebuah cinta yang dibasuh dengan air mata.
Beberapa Menit kemudian aku dan Aina sampai di tempat tujuan. Aku langsung masuk kedalamnya dan juga menanyakan tentang Baju yang aku pesan kepada yang menjaga butik. Setelah itu ada seorang perempuan setengah baya Keluar dari dalam dengan membawa baju Pengantin. Aku yakin itu pasti baju yang Akan aku pakai besok, Baju pengantin untuk bersanding dengan Aina, Sang Cinderella.
Setelah dicoba sebentar, Lalu baju itu pun dibungkus oleh pemilik butik dan Kami pun langsung pamit pulang. Kini hari yang aku tunggu-tunggu sudah Di depan mata, tinggal menghitung beberapa jam saja untuk sampai ke sana. Kutatap Aina sejenak ada guratan bahagia yang terpancar di Wajah cantiknya, Dan Kecantikannya semakin Sempurna tatkala dia menatapku dengan seberkas Senyum yang mengembang di antara kedua pipinya yang lesung.
Hari nampak mulai gelap, Setelah tadi berhenti sejenak guna melaksanakan Sholat Maghrib di masjid terdekat, Lalu aku dan Aina kembali melanjutkan Perjalanan. Waktu itu jalan terlihat agak sepi, tak banyak kendaraan yang melintas. Sepeda motor juga Ku-Lajukan dengan kecepatan sedang sambil merasakan cinta yang 'Bersarang' di palung jiwa.
Tepat di persimpangan jalan di Area kodam Kota kayuagung Ketika aku mau belok ke arah kanan, Tiba-tiba ada Bus mini melaju dengan Kecepatan tinggi, tanpa bisa terkendali bus itu Menghantam kami berdua. Bruuuuuck...........
Aina pun akhirnya terlempar sekitar Lima meteran dari tempat kami ditabrak, Sementara aku sendiri terjepit di antara sepeda yang aku naiki. Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi di sekitarku, dunia terasa gelap, Kedua mataku juga berat untuk kubuka. Aku tak sadarkan diri dan tidak tahu Apa yang sedang terjadi.
Tiga jam kemudian aku siuman, dan betapa hancur hatiku 'Tatkala mendengar kabar kalau si Aina Calon istriku itu meninggal dunia dalam insiden kecelakaan tadi malam. Perlahan ada sesak di dalam dadaku, lalu sesak itu terasa mengiris hati. Aku menangis sejadi-jadinya, tak peduli lagi pada orang-orang Di sekitarku. Dan aku pun terus Menangis Meratapi kepergian Aina, tak sanggup rasanya aku menatap baju Pengantin yang empat jam lalu aku coba memakainya bersama Aina di toko butik.
Kini tinggallah Kenangan, tinggal sesak yang akan aku rasakan. Aina yang sangat aku cintai, kini telah pergi untuk Selamanya. Sungguh tak sanggup rasanya aku hidup seorang diri tanpa Aina, karena dia adalah cahaya hidupku, dialah yang menerangi Langkahku dalam meniti cita-cita tatkala cobaan datang Silih berganti.
Satu-satunya kenangan yang mampu mengiris hati adalah baju pengantin yang kemarin aku ambil bersama Aina di toko butik. Andai waktu dapat ditarik mundur, Aku pasti akan menyuruh Orang lain untuk mengambil baju pengantin yang aku pesan. Tapi semuanya sudah terjadi, Aku harus bisa Mengikhlaskan agar nanti di Alam Baka' sana Aina hidup dengan tenang.
*_*_*_*
Pagi setengah siang, aku ikut mengantar jenazah Aina ke tempat Persemayamannya yang terakhir. Pilu rasanya menatap calon istriku yang telah dibungkus oleh kain kafan. Kini Aina telah Terbujur kaku tak bernyawa, Sia-Sia belaka dia masih menyimpan cintaku di hatinya. Tapi, Semoga dia masih tetap mencintaiku agar di kehidupan selanjutnya aku kembali bisa merajut Cinta dengannya.
Tanah itu masih basah, menggunung agak tinggi. Bunga mawar, melati dan berbagai macam bunga lainnya bertaburan di Atasnya. Iya, Itulah kuburan Aina, tempat persemayamannya yang terakhir. Aina sendirian di dalamnya, dia pasti kesepian sebagaimana aku Kesepian tanpa dirinya. Inilah fakta, Bahwa cinta yang aku bina bersama Aina terhalang oleh Kematian (Maut). Sedih, perih, Itulah yang kini tengah aku rasakan.
Hatiku ter-iris melihat seseorang yang akan menjadi Pendamping hidupku tertidur pulas di balik gundukan Tanah kuburan. Aina yang rencananya tepat pada hari ini akan membaur dan berbagi denganku dalam Kehalalan Rumah-tangga. Namun kenyataannya dia malah Pergi mendahuluiku. Selamat Jalan Aina... Selamat berjumpa di alam baka sana nanti. Tunggulah di sana, aku akan datang dengan membawa cinta, Cinta suci yang dulu pernah kita basuh dengan linangan air mata.
Sesekali aku mengusap air mata yang tiada henti terus Bercucuran dari kelopak mataku yang rapuh, kemudian telapak tanganku pun kembali mengelus-ngelus batu Nisan yang bertuliskan "Aina Mardhiyah", Salah satu nama Bidadari surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang mati Syahid.
Aina, Perempuan yang berwajah anggun yang menjadi langit taman hatiku kini telah kembali kepada sang Illahi, dan tepat pada hari itu pula Rencananya Akad nikahku dengannya akan berlangsung. Tapi inilah takdir, tak ada yang tahu kapan takdir itu datang, yang Jelas takdir itu telah memisahkan Cinta antara aku dan Aina.
Sejenak Pikiranku melayang, mencoba mengingat kembali kata-kata Aina beberapa jam yang lalu sebelum terjadi Kecelakaan maut.
"Mas, Aina sudah enggak sabar ingin cepat sampai ke hari besok" Ucap Aina setengah manja.
"Sabar sayang, kalo Waktunya sudah tiba kita pasti akan sampai ke sana" sahutku mengimbangi.
"Andai mas fauzi sudah halal bagi aina, tentu saat ini Aina menjadi orang yang paling bahagia" Ungkap Aina.
"Mas fauzi juga, sayang !". Betapa bahagianya mas fauzi seandainya saat ini Aina sudah halal bagi Mas fauzi, Tapi Aina yang sabar ya... Besok kita akan naik ke Singgasana Cinta, lalu kita akan memainkan Melodi cinta di sana" Terangku menghibur Aina.
"Asal mas fauzi tau, Setiap malam Aina selalu berdo'a Sebagaimana yang selama ini Mas Fauzi cita-citakan. Aina selalu minta kepada Allah semoga kelak Aina diberi jodoh yang bisa membawa Aina pada kebaikan. Aina berharap semoga Mas Fauzi yang menjadi Jodohku." beber Aina waktu itu.
"Amin. Ya Allah... Kabulkanlah do'a kami" sahutku pelan sambil Memejamkan mata.
Tak terasa air mataku semakin deras mengalir ketika mengingat kata-kata Aina yang kini telah menjadi kenangan. Dan terasa ada perih di hati tatkala air mata itu menyentuh ruang kalbu. Sungguh aku tak sanggup membayangkan kenangan indah yang aku lalui bersama aina, namun kenangan itu tak mampu aku lupakan.
Terlalu manis untuk dilupakan kenangan indah yang pernah ku-ukir bersama Aina. Biarlah waktu yang akan mencatat bahwa cintaku akan selalu tetap untuk Aina seorang. Tak ada yang bisa menggantikan Posisi-nya, Karena cinta suci ini telah terukir rapi di Sanubari.
Akhirnya dengan penuh rasa cinta yang masih bergelora, kupegang batu nisan Aina sambil berkata :
"Aina..., Dengan disaksikan bunga-bunga segar yang bertaburan di atas gundukan tanah kuburanmu, izinkanlah aku 'tuk berkata 'Kupinang kau dengan Innalillah' Ucapku dengan Diiringi derai air mata yang terasa semakin pecah. ~
*_*_*