Ijazah bagi sebagian besar orang yang pernah
mengenyam kehidupan sebagai santri di dunia pesantren, Entah berupa Do'a maupun Suwuk, merupakan suatu hal yang menempati posisi yang sangat 'Urgen' dalam kehidupannya, untuk Nasyirul 'Ilmi atau hanya sekedar untuk Hidup ditengah masyarakat kelak. Terlebih bila ijazah itu diberikan oleh Kiyai yang Notabene-nya sudah mempunyai Reputasi akan kejadugan, kekeramatan, dan keampuhan Do'anya.
Tak Sedikit seorang Kyai yang sudah sampai pada tataran 'Maqom' tertentu, segala apapun yang diucapkannya meski tampak remeh dan sepele, bisa menjadi ijazah do'a yang tokcer.
Mbah Wahab adalah kyai yang dikenal Humoris, dan Banyak memiliki karomah.
pada beberapa kesempatan, tak jarang beliau memberi ijazah yang ampuh-ampuh kepada para santri.
Beberapa ijazahnya telah menjadi Amalan istiqomah yang dibaca secara bersama oleh Para Santri. Termasuk salah satu ijazah do'a Beliau yang terkenal ialah do'a tatkala sedang didera kebingungan dan kegelisahan. Do'a itu kalau Di-Lafadzkan atau diterjemahkan dalam bahasa jawa kurang lebih berbunyi seperti ini,: "Allahuma yen pancen ora mosok iyo, yen pancen iyo mosok ora".
Konon, Do'a ini selalu dibaca oleh beliau saat Thawaf mengelilingi Ka'bah.
Ketika Mbah Wahab memberikan ijazah ayat kursiy, Laqod ja'akum, dan alam taro, dengan mantap Beliau dawu/Berkata: "Pokoknya Ini kalau kamu baca pagi habis sholat shubuh, kamu ndak bakalan Mati celaka sampai sore, dan kalau dibaca Sore ndak bakalan Mati sampai pagi.
Dikisahkan juga, Pada suatu hari ada seorang santri yang Sowan (Izin/Permisi) dan agak setengah protes matur (Setengah protes banyak) kepada Beliau: "Mbah, katanya Njenengan, yang baca ijazah dari njenengan itu ndak bakalan mati atau celaka, Lho, itu teman saya tadi Siang tertimpa musibah dan Meninggal, Ijazahnya ndak Ampuh, mbah ?"
Beliau Pun Menjawab,: "Oh.., Itu toh cung....... Bukan Ijazah-nya yang ndak ampuh, Tapi dia lupa membacanya.... atau mungkin dia kurang Mantap membacanya...".
(Ditulis dan diambil dari Gus A. Jabbar Hubbi dari 'Yai Jamal).
Sumber: Buku TambakBeras 'Menelisik sejarah, Memetik uszwah'.
~
Mantap..
BalasHapus